Minggu, 11 September 2011

Quantum Ikhlas



JUDUL BUKU Quantum Ikhlas, The Power of Positive Feeling
PENULIS Erbe Sentanu     PENERBIT Elex Media Komputindo, Jakarta
CETAKAN I, 2007      TEBAL xxxvii + 236 Halaman 



buku berjudul Quantum Ikhlas ini berupaya mengomunikasikan pesan inti bagaimana manusia dapat memperoleh kebahagiaan dan mencapai sukses hidup; pekerjaan, materi, dan relasi yang menyenangkan, secara ikhlas.

Dalam buku ini, Erbe Sentanu mengedepankan tujuan utama filosofi quantum ikhlas; yaitu untuk mengembalikan fitrah manusia sebagai makhluk yang sempurna. Fitrah manusia berada di zona ikhlas. Manusia yang sempurna adalah manusia yang hidup seimbang dan utuh dengan seluruh kecerdasannya -kecerdasan fisik (PQ), kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
Menurut Erbe, ikhlas dalam hati manusia mewujud melalui perasaan-perasaan damai, sabar, mudah bersyukur, tawakal, dan menyerahkan urusan pada Tuhan ketika kita sudah berusaha maksimal. Dengan kata lain, tidak memaksakan kehidupan untuk selalu berjalan sesuai kehendak kita.

Begitu kita mengikhlaskan segala sesuatu, maka kita telah menyerahkan hal itu kepada Yang Maha Kuasa sehingga kecerdasan Tuhanlah yang bekerja pada diri kita, dengan mekanisme yang sulit dipahami oleh Manusia.

Mempertahankan pikiran yang selalu positif adalah tantangan bagi setiap manusia. Bersyukurlah bagi mereka yang sudah terbiasa memiliki pikiran positif, karena semua yang dipikirkan manusia pada akhirnya akan kembali pada diri mereka. Begitulah kira-kira konsep yang saat ini banyak dikemukakan dalam berbagai buku, seperti Law of Attraction, The Secret, dan many others… Konsep ini pun kutemukan dalam buku yang baru saja kubaca…hanya baru kusadari bedanya, kalau selama ini kita dipaksa untuk berpikir POSITIF, tapi kemudian merasa NEGATIF karena sesungguhnya hal itu kita rasakan tidak benar (memaksa pikiran kita, padahal hati tidak setuju), dalam buku Quantum Ikhlas, The Power of Positive Feeling (Erbe Sentanu) kita diajak untuk MERASA POSITIF, barulah perasaan itu akan menimbulkan PIKIRAN POSITIF. Jadi pada dasarnya, semua dimulai dari HATI. Dimulai dari bagaimana kita MERASA. Yang lebih mendasar adalah positive feeling… yang rupanya merupakan suatu kondisi dimana hati ini ikhlas dan pasrah (tawakal), menyerahkan segala urusan kepada Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa. Memasrahkan segalanya hanya kepada Tuhan… “IKHLAS”.

Banyak hal menarik dalam buku ini, bukunya cukup enak dan ringan untuk dibaca…walaupun kadang ada konsep-konsep yang agak sulit dipahami … tapi pemikiran dan pengalaman yang tertuang dalam buku ini menyenangkan, menimbulkan perasaan yang positif, dan jadi lebih sadar bahwa memang selama ini seringkali manusia bergantung pada kekuatan dirinya sendiri, atau—yang lebih parah—justru merasa tidak memiliki kekuatan untuk merubah nasibnya. Keduanya sama-sama bisa menjadi salah dan tidak memberi hasil yang diinginkan, atau menyimpang dari tujuan.
Tapi dengan keikhlasan hati, seperti menjalani hidup lebih ringan, berserah diri kepada Allah, berusaha semaksimal mungkin (tanpa merasa lelah)…dan merasakan ketenangan di hati, karena yakin bahwa semua doa ada jawabannya, dan sesungguhnya semua doa terkabul. Ask, And it is Given. Tenang…karena yakin bahwa setiap peristiwa (cobaan, dll) adalah suatu proses yang harus dilalui sebelum mencapai tujuan yang diinginkan. Mungkin juga justru menyadari apa yang benar-benar kita inginkan, dan apakah yang kita inginkan benar-benar membawa kebahagiaan? Bahkan lebih dari itu, sesungguhnya kita harus merasa BAHAGIA terlebih dahulu. Pada akhirnya perasaan positif pun membawa hal positif dalam hidup kita. BAHAGIA atau tidak, adalah sebuah keputusan. Happiness is within you…

Untuk “sneak peak” ngintip-ngintip dikit beberapa “kutipan” dari buku tersebut… yang cukup mencerahkan…

Kebanyakan orang meyakini bahwa dalam hidup ia harus berjuang meraih semua keinginannya dengan berusaha keras, membanting tulang hingga tetes darah penghabisan.. Padahal tuntunan agama menjanjikan berbagai kemudahan atau kesuksesan akan datang menghampiri, jika dalam ikhtiarnya manusia berhasil bersyukur, menikmati prosesnya, dan menyerahkan seluruh urusan dan kepentingan hanya kepada Tuhan (TAWAKAL).
Begitu kita mengikhlaskan segala sesuatu, maka kita telah menyerahkan hal itu kepada Yang Maha Kuasa sehingga kecerdasan Tuhanlah yang bekerja pada diri kita, dengan mekanisme yang sulit dipahami oleh Manusia.
Realitas kehidupan manusia ditentukan oleh kualitas pikiran dan perasaannya ketimbang action-nya. Ini menjelaskan mengapa banyak orang yang dipenuhi tindakan dalam mengejar tujuan, sering tidak mendapatkan hasil yang menggembirakan, sementara mereka yang senantiasa berikhtiar dengan tekun, tenang dan bahagia karena percaya bahwa Tuhan selalu memenuhi kebutuhannya tampak lebih sukses dan diberkahi.

Bahagia, memang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia, karena menurut fitrahnya, manusia itu diciptakan dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan. Manusia adalah mahluk sebaik-baik ciptaanNya. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Tuhan menciptakan manusia bukan untuk mengalami kegagalan. Bahkan kegagalan bukanlah nasib, melainkan serangkaian keputusan yang kurang tepat, dan selalu bisa di-reset, diputar kembali ke arah keberhasilan. Tuhan selalu mengabulkan doa setiap orang. Dan Ia mengabulkan doa yang ada di hati manusia, bukan yang terucap di mulut. Ingatlah, manusia akan selalu menerima apa yang ada di hatinya meskipun ia tidak menginginkannya.
“Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lengah dan ragu” Muhammad SAW.
Semua keinginan adalah bentuk keputusan sementara di kepala Anda, sementara itu perasaan merupakan keputusan final di hati Anda. Sebelum anda berhasil membuat hati setuju dengan pikiran maka selama itu pula Anda akan terombang-ambing dalam ketidakberdayaan.

“Aku memutuskan untuk selalu memiliki kekuatan dan keyakinan diri. Karena aku percaya, aku yakin, aku beriman, bahwa cahaya kekuatan Tuhan yang menciptakan seluruh isi alam semesta selalu mengalir dalam setiap keputusanku, pikiranku, serta dalam semua tindakanku. Sebab aku yakin bahwa sebenarnya aku hanyalah alat bagi Tuhan untuk mewujudkan rencana-rencanaNya”

—Ada dua cara menjalani kehidupan. Pertama, seolah seperti tidak ada yang ajaib, kedua, seolah seperti semuanya adalah ajaib (Albert Einsten). Aku pilih yang kedua—
Last, but not Least….. “Adakah yang tidak mungkin bagi Tuhan?”



Free Download Ebook Quantum Ikhlas (Full) gratis, klik langsung download :
Download

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 09 September 2011

13 Wasiat Terlarang – Dahsyat dengan Otak Kanan


13 Wasiat Terlarang – Dahsyat dengan Otak Kanan
Buku yang diterbitkan pada pertengahan tahun 2008, ini mengupas habis tentang keterkaitan antara kesuksesan dan otak sebelah kanan. sang penulis yang mengambil perumpaan rambu-rambu di jalan raya. Pastinya kita pernah melihat rambu yang bertuliskan “Gunakan lajur kanan untuk mendahului.” Ternyata perintah tersebut berlaku seratus persen untuk menuju destinansi kesuksesan atau lebih tepatnya “Gunakan otak sebelah kanan untuk mendahului yang lain.” Tidak Percaya?? Baca saja halaman 1-116 hehe..begitu kata sang penulis.
 Peganglah baik-baik kutipan religius yang satu ini, “Mulailah dengan yang kanan.” Penafsirannya menurut penulis—juga menurut Ary Ginanjar dalam ESQ-nya, “Mulailah dengan otak kanan.” Begitulah, otak kanan itu sedemikian krusial dan kritikal. Bahkan untuk beranjak dan bergerak ke sisi kanan dalam Cashflow Quadrant-nya Robert Kiyosaki, asahlah otak kanan!  
Mana yg lebih utama? Otak kiri atau kanan?
Para ahli yang mulai meneliti sejak 1930-an percaya bahwa otak kiri adalah otak rasional, yang erat kaitannya dengan IQ, lebih bersifat logis, aritmatik, verbal, segmental, fokus, serial(linier), mencari perbedaan, dan bergantung waktu. Sedangkan otak kanan adalah otak emosional, yang erat kaitannya dengan EQ, bersifat intuitif, spasial, visual, holistik, difus, paralel (lateral), mencari persamaan dan tidak bergantung waktu. Walaupun begitu, kedua-duanya bekerja beriringan dan tentu saja saling mendukung. Buktinya mata kita melirik bersama, menangis bersama, terpejam bersama-sama ketika tidur, tidak pernah sendiri-sendiri kan?? So, mana yang lebih utama? Pertanyaan ini yang kemudian sering muncul ketika awal membaca. Hemm.. ..   ya tentu saja kedua-duanya. Buat apa Allah swt. menganugerahkan otak kiri dan kanan kalau tenyata salah satunya tidak berguna. Semuanya tergantung kebutuhan.
 
Lalu timbul pula pertanyaan mana yang lebih kanan antara orang dewasa & anak kecil, antara pria & wanita, antara kaum mayoritas & minoritas, antara akuntan & pemasar, serta antara Barat & Timur?
Ya bagaimana tidak mau dominan otak kiri? Kalau semakin tinggi tingkat pendidikan ya semakin ke kiri pula proses pembelajarannya. Bisa dibilang hanya tingkat playgroup dan TK yang masih menaruh perhatian pada otak kanan. Parahnya, kreativitas dan imajinasi seperti dipasung. Contohnya, menggambar. Menggambar adalah aktivitas yg bersandar pada otak kanan tapi disengaja atau tidak ketika diminta menggambar pemandangan, kebanyakan murid pasti menggambar gunung lengkap dengan matahari, sawah dan jalan raya.
Lanjut ke masalah pria & wanita mana yg lebih kanan?
Secara umum wanita cenderung lebih kanan dari pada pria Wanita bisa menjalankan sederet tugas dalam waktu yang bersamaan mulai dari mencuci, memasak, mengasuh anak, sampai mengobrol dengan tetangga. Dan lebih mantap lagi wanita karir yang tidak hanya bekerja di kantor tetapi juga mengurus anak, mengurus suami, sekaligus mengurus pekerjaan rumah tangga. Selain itu, wanita cenderung memiliki kemampuan empati dan keramahtamahan makanya dia disebut dominan otak kanan.
Penulis juga mengutarakan, idealnya baik dalam kehidupan maupun dalam bisnis carilah pasangan yg komplementer artinya jika anda orang kanan hendaknya pasangan anda orang kiri agar dapat saling melengkapi dan saling memahami untuk menghalau pertikaian.
Kalau ditanya mana yg lebih kanan antara kaum mayoritas dan kaum minoritas tentu sudah bisa ditebak jawabannya adalah kaum minoritas. Dengan gemblengan pendidikan yg serba kiri ini tidak dapat dipungkiri mayoritas orang lebih kuat otak kirinya. Gawatnya, alur pikiran kaum minoritas (kanan) sangat spasial, intuitif, difus (menyebar), dan tidak runut. Hal ini membuat mereka sering tidak nyambung dengan kaum mayoritas dan bisa-bisa mereka dianggap “gila” oleh kaum mayoritas. Tapi orang sukses itu kan memang minoritas hehe..
Kemudian, antara akuntan dan pemasar. Pada dasarnya kedua profesi itu berada di kutub yg bertolak belakang. Seorang pemasar cenderung lateral alias loncat-loncat. Sedangkan akuntan cenderung linier alias serba lurus. Pemasar selalu bergulat dengan ketidakpastian sedangkan di sisi satunya lagi akuntan selalu bergulat dengan kepastian. Si pemasar ingin segala sesuatunya lebih cepat sementara si akuntan ingin segalanya lebih prosedural. Makanya, dalam praktek sehari-hari orang-orang pemasar diletakkan di front office, bersikap ekstrovert, dan “mengejar” dan ini cocok dilakoni oleh orang-orang yang berkepribadian sanguinis. Sedangkan akuntan diletakkan di posisi back office, bersikap introvert, dan “menunggu” serta cocok dilakoni oleh orang-orang yg berkepribadian melankolis.
Sedangkan untuk Barat dan Timur mana yg lebih kanan?
Bangsa Timur yang dalam hal ini dikategorikan sebagai negara berkembang dapat dikatakan cenderung lebih kanan. Kenapa?? Para pengusaha Timur  gemar memupuk hubungan, tidak hanya memupuk keuntungan. Oleh sebab itu, mereka tentu tidak lepas dari yg namanya intuisi, empati, dan keramahtamahan. Keramahtamahan tidak lepas dari bergurau, bercerita atau berkias. Akhirnya komunikasi mereka cenderung tidak langsung ke pokok permasalahan dan orientasi waktu mereka cenderung longgar dan kurang terencana. Terlepas dari itu orang-orang timur juga menomorsatukan spritualitas, yg di dalamnya mencakup syukur dan pemaknaan hidup. Terlebih lagi semua Nabi berasal dari Timur.

berikut 13 wasiat terlarang didalam buku ini.

Humor (Lelucon)
Mulailah dengan tertawa. Ada apa dengan tertawa? Usut punya usut, ternyata tertawa menjalar lebih cepat daripada menguap, dan bagaimanapun juga, orang yang suka tertawa (bukan gila) lebih ditunggu-tunggu dan lebih punya banyak teman daripada sebaliknya.

Game (Permainan)
Siapa sih orang yang tidak suka permainan? Menurut sebuah penelitian (yang tidak disebutkan sumbernya J), begitu Anda berkutat dengan permainan tertentu (sekali lagi, tertentu), maka Anda mempertajam kemampuan otak kanan, terutama dalam memecahkan masalah yang meniscayakan identifikasi pola. Yap, identifikasi pola merupakan wilayah kerja otak kanan.

Story (Cerita)
Oprah Winfrey dan J.K. Rowling merupakan wanita terkaya nomor 1 dan nomor 2 sejagad raya saat ini. Apa modal meraka? Apakah mereka cantik? Anda mungkin akan berkata bahwa J.K Rowling itu cantik, tetapi coba lihat saat pertama kali Rowling meluncurkan karya fenomenalnya “Harry Potter”…. Sama sekali jauh dari kesan cantik, bahkan cenderung pemalu dan minder.

Lalu, apa modal mereka? Cerita… yah, cerita. Sesuatu yang disampaikan melalui cerita lebih mudah dicerna daripada sesuatu yang disampaikan apa adanya. Apalagi kalo ceritanya dibumbui sedemikian rupa seperti acara-acara gosip hehehe….. :)

Metaphor (Kiasan)
Hampir sama dengan cerita, kiasan adalah mengandaikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki arti sama. Anda tentu sangat mudah meneruskan pepatah berikut, “Guru kencing berdiri, ….” Daripada artinya yang berikut “Guru tidak boleh memberi contoh yang tidak baik karena….” Betul atau tidak???

Creativity (Kreativitas)
Bagian yang ini sepertinya tidak perlu dibahas karena saya yakin Anda sudah bisa berkreasi sendiri hehehe…. :)

Visual
Apa sih visual itu? Menurut bahasa sederhana saya, visual itu penampakan atau tampak luar ^_^ sesuatu yang langsung bisa dilihat dengan penglihatan.

Dulu ponsel Ericsson (sekarang Sony Ericsson) sangat terkenal dengan teknologinya yang high tech, sedangkan tampilannya biasa-biasa saja sehingga terkenal dengan semboyan “Untuk Anda yang Mengerti Teknologi”. Sementara itu, ponsel Nokia sangat terkenal dengan kemudahan dalam penggunaan --bahkan orang yang baru pertama kali pegang juga sudah bisa pakai-- sedangkan teknologinya tergolong biasa-biasa saja sehingga terkenal dengan semboyan “Teknologi yang Mengerti Aanda”.
Dalam hal ini bisa kita katakan bahwa Nokia hanya “jual tampang”. Tetapi apa yang terjadi? Anda tentu sudah bisa menebak, ponsel mana yang paling laris di pasaran saat itu? Bahkan sampai sekarang pun masih berlanjut.

Music (Musik)
Mengapa dalam setiap iklan hampir pasti selalu ada jingle-nya? Mengapa setiap Negara pasti memiliki lagu kebangsaan? Mengapa kalau bayi menangis atau ingin tidur, kita kadang-kadang menghiburnya dengan nyanyian? Mengapa hampir semua film memiliki soundtrack, meskipun hanya berupa suara instrumen (kecuali film bisu tentunya ^_^)? Itulah kehebatan musik. Entah mengapa, dengan musik, sesuatu yang disampaikan akan lebih mudah diterima.

Intuition (Intuisi)
Intuisi atau bisikan hati, orang bilang indra keenam. Kalau orang Jawa bilang, “Ngerti sadurunge winarah” atau tahu sebelum orang lain tahu. Hal ini tidak ada hubungannya dengan mendatangi dukun/paranormal. Memang ada beberapa orang yang sejak lahir sudah dikaruniai intuisi yang kuat, tetapi Anda yang “orang biasa” pun bisa melatih dan mengembangkannya.

Synthesis (Sintesis / Perpaduan)
Setidak-tidaknya ada 5 jenis sintesis yaitu: generalist, crosser, tricker, connector dan detector.
a. Generalist
Saya yakin Anda semua sudah tahu tentang yang satu ini. Generalist adalah lawan arti kata dari specialist ^_^ ya iya lah….. Orang-orang bilang, generalist adalah orang yang serba bisa, meskipun bisanya hanya setengah-setengah ^_^ Meskipun specialist dihargai lebih mahal (di mana-mana dokter spesialis pasti lebih mahal daripada dokter umum), tetapi untuk survive, generalist lebih bisa bertahan.

b. Crosser
Crosser adalah tipe orang yang meninggalkan satu bidang, menyeberang ke bidang lain dan berhasil di bidang baru.

c. Tricker
Tricker adalah tipe orang yang gesit menyongsong ketidak-urutan, ketidak-teraturan, bahkan ketidak-pasitian.

d. Connector
Connector adalah tipe orang yang jago menghubungkan hal-hal yang pada mulanya tidak berhubungan.

e. Detector
Detector adalah tipe orang yang jeli mengurai pola-pola kompleks.

Orang-orang kanan (maksudnya berorientasi otak bagian kanan), sama sekali tidak merasa canggung dengan segala jenis sintesis karena otak mereka sudah terbiasa beroperasi secara menyeluruh (holistik), menyebar (difus), serentak (paralel), dan acak (lateral).

Empathy (Empati)
Sympathy is empty without empathy, begitu kata Ippho. Lalu apa bedanya empati dan simpati?

Menurut sebuah sumber, simpati adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain yang seolah-olah merasakan perasaan orang lain. Contoh : Membantu korban bencana alam. Sedangkan empati adalah rasa simpati yang sangat mendalam yang mampu memberikan pengaruh pada kejiwaan dan atau fisik seseorang. Contoh : rasa rindu yang terlalu dalam bisa menyebabkan seorang gadis menjadi panas dingin akibat tidak direstuinya hubungan cinta dengan kekasihnya.

Menurut sumber yang lain lagi, empati artinya kita melihat / mendengar dengan hati dan pikiran terbuka, berusaha seobjektif mungkin, tapi tidak terlibat secara emosi. Ini yang membedakan simpati dan empati.
Contohnya adalah kalau kita mendengarkan keluhan teman kita yang mengadukan dia telah disakiti kekasihnya sambil menangis… maka kalau kita empati, kita bisa mendengar melihat masalah secara lebih objektif… dan tetap rekan kita merasa dihargai, kita pun bisa lebih fokus pada penyelesaian masalah… mungkin saja ada yang harus diperbaiki oleh teman kita.
Sementara kalau simpati, bisa jadi teman kita tenang merasa dihargai, bahkan mungkin kita terlibat dalam tangisan dan memaki-maki kekasihnya tersebut. Akan tetapi, penyelesaian masalah sangat kecil pencapaiannya dan menjadi tidak efektif.
Terserah Anda mau pilih sumber yang mana?

Hospitality (Keramahan)
Bagian ini sepertinya juga tidak perlu dijelaskan ^_^

Gratitude (Syukur)
Jika Anda pernah membaca buku “The Secret” karya Rhonda Byrne atau “Quantum Ikhlas® – Teknologi Aktivasi Hati Nurani” karya Erbe Sentanu, maka saya yakin Anda stuju dengan konsep syukur “cara kanan” berikut ini:

Syukur Cara Kanan:
Bersyukur -> Meminta -> Dikabulkan


Syukur Cara Kiri:
Meminta -> Dikabulkan -> Bersyukur

Dalam Al-Qur’an juga disebutkan bahwa, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(Q.S. 14:7).

Untuk Anda yang beragama Islam, ingat juga sewaktu kita membaca Al-Fatihah dalam setiap salat-salat kita. Bukankah kita selalu membaca “Alhamdu lillah” (syukur) dulu, baru setelah itu kita membaca “Ihdina” (permohonan)???

“Andai seluruh proses menuju kekayaan material, mental, spiritual dipadatkan menjadi satu kata, maka kata itu adalah ‘Syukur’.” (dikutip dari buku Your Infite Power To Be Rich)

Meaning (Pemaknaan Hidup)
Kalau seorang profesional hanya memusingkan soal karir semata, berarti ia masih berada di tataran materialitas. Akan tetapi, kalau dia menjadikan karir sebagai sarana untuk menafkahi keluarga dan membantu sesamanya, berarti ia sudah berada di tataran spiritualitas horizontal. Lebih jauh lagi, kalau ia melakukan itu semua sebagai wahana untuk beribadah kepada-Nya, berarti ia sudah berada di tataran spiritualitas vertikal. Dan segenap manusia di 8 penjuru angin mengamini, inilah PEMAKNAAN HIDUP TERTINGGI.


Lalu, mengapa 13 wasiat tadi disebut terlarang??? Dalam bukunya Ippho menjawab, “Karena suka atau tidak suka, hampir seluruh wasiat jarang sekali dikaji, bahkan beberapa di antaranya dicap “haram” untuk diamalkan. Kesannya terlarang.”

Masih dalam buku tersebut, Ippho juga bertutur bahwa untuk menjadi dahsyat, seseorang tidak perlu menerapkan semuanya, tetapi cukup 8 saja. Terserah Anda mau pilih yang mana, asal 2 wasiat terakhir (Syukur dan Pemaknaan Hidup) jangan pernah Anda tinggalkan


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------